<data:blog.pageTitle/>

This Page

has moved to a new address:

https://5lessonblog.web.id

Sorry for the inconvenience…

Redirection provided by Blogger to WordPress Migration Service
5LessonBlog: Pelajaran Asongan

Sabtu, 10 April 2021

Pelajaran Asongan

  

pejalan kaki malam jalanan kota asongan

  Membicarakan manusia, manusia merupakan salah satu makhluk tuhan. Setiap makhluk tuhan mempunyai hasrat atau keinginan dasar untuk bertahan hidup, bagaimanapun caranya, tak heran kadang ada dua kubu yang saling melumpuhkan demi kebertahanan kubu masing-masing, Hal ini tak hanya dapat kita jumpai dalam film, namun dalam kehidupan nyata pun sebenarnya kita dapat mendapati banyak contoh seperti ini, saat tulisan ini saya buat ada berita yang cukup memprihatinkan datang dari negara satu kawasan, walau kadang samar-samar dan sedikit tidak terlihat. Berangkat dari sini saya trenyuh melihat seorang pria lansia yang renta di persimpangan jalan menjajakan dagangannya saat tiba giliran lampu merah menyala. Waktu beberapa detik lampu merah terasa terlalu cepat untuk saya mendalami pikiran pria tersebut hingga saya pun kurang tahu apa yang ia jual karena mata saya hanya tertuju kepada raut wajahnya yang menggambarkan semangat dan keletihan. Ditambah lagi kakinya terlihat terlalu kecil dan jauh dari proporsional untuk menopang tubuhnya untuk berdiri. Pria tersebut duduk diatas kursi yang sedikit berkarat dan bergerak maju dengan memutar roda menggunakan tangan kirinya. Ia tak sampai menjajakan dagangannya pada saya, karena saya berada di barisan tengah dan susah untuk beliau menjangkau saya dan rasanya walaupun bisa, waktu tunggu lampu merah tersebut akan mencegahnya mencapai saya. Namun demikian walaupun beliau dapat mencapai saya, sepertinya sayapun tidak membeli dagangannya, entah mengapa kadang di jalanan saya kurang mempercai orang-orang, saya hanya berusaha untuk berhati-hati dari pengaruh orang lain.

    Waktu kurang lebih 30 detik ini membawa saya untuk menyelami samudra rasa syukur dalam hati saya. Terlepas dari entah niat apa yang pria tua tadi gunakan untuk menjajakan dagangannya seperti itu di bawah terik matahari yang menyinari dengan sempurna persimpangan jalan tersebut, entah karena memang itulah yang dapat beliau lakukan untuk bertahan hidup, atau hanya mengharapkan iba dari orang-orang pengguna jalan tersebut, atau lainnya yang saya tangkap pada dasarnya bapak atau pria tersebut hanya ingin mendapatkan penghasilan guna bertahan hidup. Seorang yang renta yang pada umumnya berada disamping anak-anak yang telah ia besarkan masih harus berusaha sedemikian rupa,  entah dimana dan apa yang dilakukan anak-anaknya ataukah beliau hidup sebatang kara saya juga tidak tahu, hanya saja saya berharap bapak atau ibu saya besok jangan sampai seperti ini, saya mengharap saya dapat mengingat terus apa harapan saya kali ini. 

    Rasa kagum juga menyelimuti saya kali ini, bagaimana seorang yang sudah tua masih begitu semangat untuk bertahan hidup atas kakinya sendiri, lalu bagaimana dengan kita? Diatas rasa kagum dan syukur ini menumpang sebuah rasa semangat yang luar biasa membara untuk selalu optimis berusaha agar sukses dalam setiap apa yang kita laksanakan. Jangan pernah menyalahkan keadaan yang bahkan menekan berat kita, 

"If You are born poor, it's not your fault. But if You die poor, it's your mistake." Bill Gates

Bill Gates dalam tulisannya pernah berkata "Jika kamu terlahir miskin itu bukan salahmu. tapi jika kamu mati miskin itu salahmu." Miskin merupakan sebuah kata yang sifatnya subjektif atau memiliki penilaian yang berbeda dari satu orang dengan orang lainnya, kata tersebut juga memiliki arti yang banyak, jadi yang ingin saya tekankan disini bukan berarti miskin selalu identik dengan harta. 

Yang bisa merubah kita hanyalah diri kita sendiri, keadaan hanya sebuah faktor pendukung dan penghambat, walaupun memang awalnya keadaan merupakan penghambat menurut saya lebih baik kita memandangnya sebagai pendukung, mengapa demikian? karena dari sebuah hambatan tersebut pasti dari sana kita dapat belajar lebih banyak dari pada saat kita dimuluskan oleh faktor yang kita anggap secara umum sebagai pendukung, pembelajaran seperti ini merupakan investasi untuk masa depan karena memang saat ini yang dapat kita rasakan baru susahnya saja, jangan sampai kita menjadi salah satu generasi saat ini yang tidak menyadari hal ini. Maka dari itu tergantung bagaimana kita menyikapinya dan kembali lagi yang dapat membawa diri hanyalah diri kita sendiri, ini adalah pilihan kita sendiri jadi jangan menyalahkan apapun termasuk berlarut-larut menyalahkan diri kita sendiri. 

    Tidak ada alasan untuk kita berlarut-larut dalam kemalasan, kenyamanan sesaat, ataupun malah kefrustasian. Lihatlah pria renta tadi, dalam kondisinya yang seharusnya dapat beliau jadikan berbagai alasan untuk membalikkan tangan beliau lebih memilih untuk berdiri, beliau dapat menahan keletihannya dan berhasil beliau tumpukan dalam hatinya yang kuat dengan berusaha tampil sumringah didepan calon pelanggannya, dalam usianya yang sudah lanjut ini tentunya berbagai hal telah beliau lalui, mungkin menyakitkan, menyedihkan, dan menguras emosi. Jika Anda memang berhati tulus serta mulia, semoga Anda dikaruniai keberkahan hidup oleh sang kuasa pak, Aaamiiin...

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda