<data:blog.pageTitle/>

This Page

has moved to a new address:

https://5lessonblog.web.id

Sorry for the inconvenience…

Redirection provided by Blogger to WordPress Migration Service
5LessonBlog: Pelajaran Dari Lensa

Rabu, 07 April 2021

Pelajaran Dari Lensa

Pernahkah Anda berfikiran bahwa Anda telah melakukan kesalahan besar dan menyalahkan diri Anda pada masa lalu; Anda merasa bahwa Anda sedang dalam performa terburuk Anda; Anda adalah loser hari ini?

Saya pernah berada dalam kubangan ini. Kali ini saya ingin berbagi cerita saya ketika saya bisa melompati kubangan tersebut.

Kembali lagi disela-sela kesibukan seharinya, saya ambil cuti dan berencana untuk berlibur atau setidaknya olahraga kesukaan saya yakni mengeksplorasi lingkungan sekitar dengan sepeda gunung saya. Namun lagi-lagi hal yang saya jalani tidak sesuai rencana, kali ini saya merasa agak sayang rasanya apabila saya harus membuang waktu saya, saya ingin hari ini sebagai hari yang produktif dan menghasilkan, saat ini saya sangat terobsesi dengan mimpi saya.


Setujukah Anda? Sebenarnya semua yang kita lakukan dikatakan produktif dalam penggunaan waktu atau tidak dapat kita lihat dari cara kita menjalaninya dan kebermanfaatannya, jadi produktif tidak selamanya harus punya agenda kegiatan yang padat dan sibuk. 


Dan benar adanya, semuanya tak sesuai rencana saat saya membuka laptop dengan niatan awal untuk menyelesaikan tumpukan tugas yang sudah saya kumpulkan jadi satu untuk dikerjakan nanti dan belum sempat saya kerjaka namun apa yang terjadi, melihat ikon game kesukaan saya, tiba-tiba tangan ini mengkliknya 2x, saya mainkan cukup lama, namun apa yang telah saya dapatkan, lagi-lagi saya berfikir bahwa saya telah menjadi loser  hari ini, lagi-lagi saya telah gagal hidup hari ini, coba tadi saya jadi olahraga pastinya cukup bermanfaat hari ini saya sangat menyalahkan diri saya sendiri hari ini, ya, anda dapat tahu seberapa ambisiusnya saya. Bagaimana rasanya terbunuh ambisi yang melebihi usaha dan kemampuan kita? ya saya kadang merasa saya sangat tak berdaya terhadap pikiran dan kehendak.


....

Saya membaca-baca buku koleksi saya yang telah cukup usang dan cukup berdebu yang belum saya selesaikan karena saya merasa saya telah mengerti apa maksud buku tersebut. Saya langsung membuka halaman yang ada penanda disana dan mulai membaca sambil mengingat-ingat. Sebenarnya yang ingin saya tekankan disini bahwa buku ini mengajarkan kita untuk memaknai setiap kejadian disekitar kita menggunakan berbagai perspektif. Lihat dengan perspektif normal, sesekali bandingkan dengan perspektif jauh dan kemudian dekat layaknya kita mengoprasikan lensa kamera dengan mengotak-atik fokunya. Pembaca diajarkan untuk menilai suatu kejadian dengan pandangan yang sama sekali berbeda bahkan bertolak belakang dengan pandangan pertama yang digunakan untuk menilai sesuatu peristiwa terebut. Lalu saya mencoba menerapkannya secara nyata seketika pada waktu tersebut, dan benar saya mengerti ternyata sangat banyak sekali sebenarnya hal-hal yang dapat saya manfaatkan bukan malah menyalahkan atas apa yang telah saya lakukan dan mengatasnamakan pembuangan waktu. Saya jadi teringat akan ucapan mas Fellexandro Rubi dalam acara BukaTalk, yang intinya jangan menyalahkan apa yang telah kita lewati yang menyebabkan sesuatu buruk yang terjadi sekarang, melainkan berterimakasih-lah atas apa yang terjadi dahulu hingga membawamu menjadi seperti saat ini.

"kita melihatnya sebagai sesuatu yang kita sesali, aduh dulunya gue begitu ya, kenapa ngga kita mikir ehh kalau gue ngelakuin ini sekarang diri gua berumur 30 akan berterimakasih pada gue" Rubi.


Langsung pandangan saya seketika menjadi sedikit jernih, mengapa demikian? Mas Fellexandro mencontohkan kejadian yang nyata yang memang ia alami yakni dia tidak pernah menyesal telah membeli iphone 4s, ia mengemukakan "barang ini merupakan barang konsumsi, memang ya tapi saya ubah barang ini menjadi barang produktif" ujar beliau secara lantang. Lantas apa maksudnya? Mungkin sebagian sudah tahu, seorang pengguna iphone dikala itu ia dapat menggunakan instagram karena pada saat itu memang instagram hanya dapat diakses menggunakan iphone. Beliau mulai membuat konten-konten review masakan-masakan di berbagai wilayah nusantara, dan kebetulan juga pengguna iphone merupakan segmen yang pas terhadap apa yang sedang digarap beliau ini, atas kerja kerasnya beliau dapat sukses hingga beliau dapat diundang oleh oleh pemilik restoran besar di beberapa negara luar negri. 

Lalu apa pengaruhnya pada saya kali ini?

mulai dari saya menyalahkan pikiran saya untuk tidak jadi berolahraga yakni ternyata saya dapat dirumah dan mengamati apa yang dilakukan keponakan-keponakan saya ketika belajar dirumah (study from home) ada beberapa pembelajaran disana yang dapat saya simpulkan. Lalu kedua ketika saya memainkan game, saya seharusnya tidak lantas menganggap saya terus-terusan sebagai loser setelah saya main game, disana sebenarnya ada aspek positif seperti pikiran menjadi cukup rileks dan apabila digunakan untuk menyelesaikan tugas menjadi tidak jenuh lagi selain itu sebenarnya apabila kita serius tentang apa yang kita sukai hal tersebut dapat membawa dampak positif dalam hidup kita contohnya saja mas Fellexandro tadi beliau tidak memandang traveling dan jajan masakan nusantara sebagai sebuat kegiatan yang buang-buang waktu, mungkin dengan gaming  tersebut dan dengan sudut pandang yang berbeda barang kali disana dapat menjadikan sebuah kebermanfaatan. Banyak juga konten kreator dari gaming yang sukses hari ini. Ini hanya contah saja, bukan saya cenderung menyarankan untuk jadilah gamer atau sering-seringlah traveling.

Jadi jangan selalu salahkan apa yang sudah terjadi atau kita seharusnya dapat memandang sesuatu dari berbagai sudut pandang dan menyikapinya dengan baik. Semoga tulisan saya kali ini dapat bermanfaat, ada pertanyaan atau masukan silakan comment, trimakasih : ).

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda