<data:blog.pageTitle/>

This Page

has moved to a new address:

https://5lessonblog.web.id

Sorry for the inconvenience…

Redirection provided by Blogger to WordPress Migration Service
5LessonBlog: Muncul dari Lubang Hitam

Selasa, 27 April 2021

Muncul dari Lubang Hitam

sedih, frustasi, semangat lagi, membangkitkan semangat, bangkit dari frustasi, bangkit dari kesedihan

Rasa sedih dan cara menghadapinya

    Kesedihan, frustasi, merupakan suatu rasa yang pasti semua orang pernah mengalaminya. Rasanya hidup seseorang kurang berwarna apabila tanpa rasa ini. Maka dari itu, wajar saja apabila kalian pernah atau bahkan tengah mengalaminya, yang menjadi kewajiban bagi kita yakni jangan terlalu jatuh pada rasa ini. Tentunya gampang bicara saja soal ini, orang-orang juga menyarankan ini. Namun saya rasa ini memang cukup mudah untuk dilakukan. Caranya cukup puaskan diri dan hati untuk meratapi suatu kesedihan tersebut kala itu, Setelah cukup puas cobalah tanya pada hati kalian apakah kalian sudah bosan meratapi diri sendiri. Jika sudah langsung bergegaslah, didepan, dihari esok masih banyak sekali jalan bahkan cabang-cabang menuju hidup yang bahagia, jalan untuk terus hidup, jadikan kesedihan tadi sebagai salah satu pengisi jurnal kehidupan kalian yang mungkin nanti dapat kita baca lagi sebagai bahan pembanding, belajar, ataupun mengajar. Jadikan diary kesedihan ini sebagai dorongan untuk menggapai sebuah impian yang bahagia. Cukup sudah bersedih, waktu kita terlalu berharga untuk ditukar dengan sebuah ratapan kesedihan yang terlalu lama. Sebagian pesan ini saya sangat teringat betul terhadap kartun yang dulu saya tonton ketika saya masih SD, Naruto, di kartun ini saya merasa saya menjadi tokoh utamanya atau memang pengarangnya sukses menyentuh emosi penonton karyanya. Banyak pesan moral yang dapat saya pelajari di kartun ini, salah satunya yakni tulisan diawal saya tadi banyak pengaruhnya dari gambaran karakter dalam kartun naruto.

Anime penuh pesan moral dan emosi yang kental

naruto, kesedihan, anime sedih
Gambar oleh Jiyoung Kim dari Pixabay 

    Belajar dari karakter salah satu anime favorit saya, Naruto, adalah seorang ninja yang tak pernah mengenal siapa ayah dan ibunya, dalam awal cerita ia dikisahkan hidup sebatangkara, ayah serta ibunya yang baru saja melahirkannya, tewas ketika melindungi desa tempat ia lahir oleh serangan monster kyubi. Ayah Naruto ini merupakan seorang pemimpin desa kala itu. Monster kyubi berhasil disegel kedalam tubuh naruto tepat sebelum ajal menjemput sang ayah dan ibu. Naruto tumbuh menjadi sesosok anak-anak yang ingin diakui keberadaannya. Hal ini terjadi lantaran orang-orang sekitar memandangnya sebagai monster yang telah merenggut banyak nyawa pada peristiwa serangan kyubi di hari ketika naruto lahir dahulu, hingga kondisi psikologis parah yang dialaminya yakni naruto sudah tahu ketika orang memandangnya, pandangan mereka selalu dingin, mungkin cobalah rasakan apabila suatu kehadiran kita tidak dianggap ada dalam kondisi yang ekstrem, seperti itulah gambarannya. Entah mengapa paradigma orang-orang sekitar seperti itu padahal ia adalah pahlawan walaupun melalui ayahnya, didalam tubuhnya digunakan sebagai wadah monster tadi. Para orang tua melarang anak-anaknya dekat dengan dia. Terlebih ketika dia memasuki sekolah dia selalu disebut bodoh oleh rekan-rekan sekelasnya, karena memang dia tidak dikaruniai kepandaian, dia diceritakan sebagai murid paling bodoh baik itu secara akademik maupun secara praktek. 

    Hari-hari ia habiskan untuk duduk diatas ayunan, melihat teman-temannya yang ceria, dan kemudian merenung karena tak ada yang mau menemaninya, suasana hati yang sedih sangat terlihat jelas dalam cerita ini. Selain itu yang ia dapat perbuat ialah membuat ulah dan dicap anak nakal hingga merepotkan beberapa orang hanya sekedar untuk mendapat perhatian orang lain terhadap dirinya. Ia tinggal sendiri dari kecil di rumah reot sejenis rusun, entah darimana dia mendapatkan makannya atau siapa yang merawatnya sejak bayi tidak diceritakan disini. Ok inilah cerita asal-usul naruto. Langsung saja di cerita-cerita berikutnya naruto digambarkan sebagai seorang yang sudah bosan untuk menangis, ia adalah sosok kuat hatinya tidaklah cengeng dan berhasil menginspirasi banyak orang, termasuk juga para penontonnya kala itu, dahulu disiarkan di televisi, mungkin anak kelahiran 1990an hingga 2000an tahu cerita naruto ini.

Level selanjutnya dari lelah

    Rasa frustasi juga sering saya rasakan, kali ini memang saya sudah bosan juga dengan frustasi. Impian utamanya, kemudian lingkungan, tuntutan kebutuh dasar hidup, tugas-tugas, pekerjaan, media sosial, dan lain-lainnya semakin hari semakin menjerumuskan saya untuk frustasi. Bagaimana dengan kalian?

frustasi, suasana alam frustasi, alam bersedih
Gambar oleh StockSnap dari Pixabay 

    Begitu lelahnya ketika melihat satu persatu peristiwa pembunuhan hati oleh suatu atau beberapa impian yang melebihi kapasitas diri setelah diusahakan. Namun sepertinya yang kita dapat setelah larut dalam lubang frustasi terlalu lama hanyalah menjadi pemeran karakter anak cengeng bisanya hanya menangis dan mengeluh, yang melihat salah dan memandang sebelah mata apabila ada anak lain yang berusaha keras menggapai keinginannya untuk hidup sesuai dengan gambaran bahagia versinya. Disini adalah pilihan untuk kita apakah menjadi anak cengeng atau kuat; remaja dengan buku diary penuh, tipis, atau kosong; orang dewasa yang berkapasitas atau yang hidup segan tapi disuruh mati tidak mau; sedih atau ikhlas memandangi alas batu nisan. Pilihan ini seperti pemberian satu peluru untuk kalian tembakkan pada sasaran kanan atau kiri.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda