<data:blog.pageTitle/>

This Page

has moved to a new address:

https://5lessonblog.web.id

Sorry for the inconvenience…

Redirection provided by Blogger to WordPress Migration Service
5LessonBlog: Listrik Pemicu Api Pembakaran Impian Menjadi Sebuah Torsi Semangat

Jumat, 04 Juni 2021

Listrik Pemicu Api Pembakaran Impian Menjadi Sebuah Torsi Semangat

     Hari ini saya menyadari betapa lemahnya saya diusia ini, usia saya sekitar 24 tahun. Mengapa demikian? Hal ini karena ibu saya ingin memiliki sebuah mobil sampai beliau harus berencana mengorbankan gaji bulanannya untuk digunakan sebagai cicilan tiap bulan. Seketika serasa hati saya terhantam sebuah bongkahan batu besar yang tiba-tiba saja muncul seraya membuka mata. Saya merasa agak tak berdaya kali ini. Dari awal tujuan saya paling utama yakni memberangkatkan kedua orang tua saya ke tanah suci, umroh, syukur-syukur haji, namun apa daya sampai titik inipun progres hal tadi tidak mengalami surplus. Selain ketidakmampuan saya secara finansial ini-hal yang sedikit mengusik hati saya yakni beliau kurang antusias pada keinginan untuk berangkat ke tanah suci. Beliau malah memilih mendahulukan sebuah mobil yang menurut saya sebenarnya itu kurang bermanfaat dan hanya akan menambah-nambah pengeluaran saja. Entah karena memang cara pandang kami berbeda atau karena memang itu sudah menjadi keinginan beliau sejak lama. Saya menyadari betapa saya diumur yang sudah segini, yang sudah mereka besarkan dengan sepenuh usaha, masih saja tidak mampu membuat kedua orang tua saya bahagia, paling tidak mewujudkan keinginan mereka. Entah apa yang ada di pikiran mereka tentang saya, apakah mereka bangga kepada saya sampai pada titik ini-melihat anaknya sudah mempunyai sebuah pekerjaan yang cukup untuk makan sendiri dan juga sedang menempuh pendidikan disuatu jenjang diploma dengan biaya yang dapat dikatakan tak minta uang semesteran dan uang saku lagi. Diatas kesederhanaan hidup kami di lingkungan desa, saya begitu yakin sekali bahwa apa yang saya tuliskan tadi tepat, namun terlepas dari sana saya juga sangat sadar barangkali pernah terbesit juga pada pemikiran mereka tentang ketidakpastian masa depan saya.

Ibu saya adalah seorang guru kemudian ayah saya adalah seorang petani dan buruh disela-sela waktu bertani. Saya rasa kami sudah hidup dalam serba kecukupan dalam kesederhanaan. Saya sangat bersyukur berada dalam lingkungan keluarga ini. Saya memiliki satu adik yang juga sedang berkuliah pada tempat yang sama dengan saya. 

Melihat-lihat dunia luar tentang keberhasilan orang lain saat mereka masih usia belia, bahkan beberapa tahun dibawah saya, membuat saya semakin frustasi dan juga sekaligus tergugah. Kemudian disamping itu membaca-baca lagi kisah sukses beberapa orang, mereka sukses setelah bertahun-tahun berusaha dengan berpegang teguh pada impian dan apa yang mereka lakukan untuk mencapai impian mereka tersebut. Seperti contohnya pendiri Amazon, Jeff Bezoz beliau dapat menikmati hasil jerih payahnya dan dikenal sebagai orang paling sukses setelah berusaha selama kurang lebih 20 tahun. Dari sini saya rasa memang benar kata-kata orang yang berseliweran di sosial media saya bahwa masing-masing orang punya waktunya sendiri. Seseorang tak bisa disamakan dengan orang lainnya. Saya juga sangat sadar betul bahwasannya secara mayoritas orang-orang hanya melihat pencapaian seseorang sukses tanpa bisa melihat bagaimana proses orang tersebut mencapainya, bagaimana rasa sakit yang dia rasakan, bagaimana dia mencurahkan waktunya demi mengejar mimpinya, hal ini tentunya tak bisa kita pahami selama kita tak menjadi mereka yang bercucuran keringat tersebut. 

Hal yang dapat saya ambil pelajaran hari ini yakni saya harus tetap menjaga listrik pemicu api semangat dalam hati saya tetap mengalir sebagaimana mestinya dan berpegang teguh pada apa yang saya impikan tadi, hal-hal remeh dari luar sekalipun itu menyesakkan hati hendaknya tak mengusik pemicu tadi. Sekali saja pemicu tersebut tersendat saya sadar hal ini akan membuat saya terlalu banyak kehilangan waktu secara percuma. Hal inilah satu-satunya garis besar pelajaran yang dapat saya petik saat mempelajari kisah sukses seseorang, karena memang saya tak bisa membersamai, membantu, ikut andil, dan langsung belajar pada mereka saat itu juga saat mereka berproses. Kita hanya tau pencapaian mereka saja.



Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca, bukan saya ingin menggurui, saya hanya ingin berbagi saja mengenai apa yang saya pelajari dari lingkungan sekitar kehidupan saya. Apabila hal tersebut juga berguna bagi para pembaca alangkah puasnya saya setelah membagikan tulisan ini pada media ini.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda